selamat datang di blog kami

Selamat datang di blog kami

Selasa, 10 Mei 2011

Determinisme Geografis dan Posibilisme


Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa ini berkembang aliran fisis determinis dengan tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA yaitu Ellsworth Hunthington. Di Perancis, faham posibilis terkenal dengan tokoh geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache, sumbangannya yang terkenal adalah “Gen re de vie”. Perbedaan kedua faham tersebut, kalau fisis determinis memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya. Sedangkan posibilisme memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam untuk menunjang hidupnya.
1. Fisis determinime
Faham ini mengemukakan bahwa semua kehidupan dan aktivitas manusia dipengaruhi dan tergantung pada pemberian alam di sekitarnya. Manusia cenderung pasif dalam menghadapi tantangan alam, respon terhadap alam hanya berupa respon menerima apa adanya. Dengan kata lain manusia tidak dapat menentukan hidupnya sendiri. Hal ini dapat dilihat dari mata pencaharian, tingkah laku, kebiasaan, serta kebudayaan manusia pada lingkungan tertentu. Berikut ini beberapa pendukung fisis determinisme :
a)      Charles Darwin (1809 – 1882)
Charles Darwin adalah seorang naturalis dari Inggris yang teori-teorinya sangat kontroversial di bidang ilmu pengetahuan dengan Teori Evolusi Darwin-nya. Teorinya mengatakan bahwa semua makhluk hidup darai waktu ke waktu secara berkesinambungan akan mengalami perkembangan. Setiap perubahan yang terjadi pada mofologi, fisiologi, dan perilaku makhluk hidup sebagai respon dari perubahan alam lingkungannya. Perjuangan hidup (struggle for life) pada makhluk hidup merupakan bagian yang penting juga dalam menanggapi perubahan alam lingkungannya. Hanya individu yang kuatlah yang mampu bertahan hidup dari keganasan alam lingkungan. Dominasi lingkungan pada makhluk hidup terlihat sangat jelas dan sepertinya makhluk hidup tidak bisa lepas dari pengarauh alam tersebut.


b)      Ellsworth Huntington
Ellsworth Huntington merupakan geograf dari Amerika Serikat dan merupakan salah seorang dari determinisme iklim. Dalam bukunya principle of Human Geography, dia mengatakan bahwa iklim sangat mempengaruhi pola kebudayaan masyarakat. Iklim di dunia ini memiliki variasi yang banyak, sehingga variasi kebudayaan yang didukung oleh manusia juga sangat beraneka ragam. Bentuk bangunan, seni, agama, pemerintahan sangat ditentukan oleh iklim. Sebagai contoh orang Eskimo akan membangun iglo yang terbuat dari es yang dikeraskan. Atap rumah yang dibangun oleh orang gurun pasir akan cenderung dibuat rata, dan ini berbeda dengan atap rumah yang dibangun oleh orang-orang Eropa dibuat seruncing mungkin.
c)      Friederich Ratzel (1844 – 1904)
Friederich Ratzel merupakan geograf Jerman dengan teori Anthropogeographie-nya. Dalam teorinya disebutkan bahwa meskipun manusia merupakan makhluk yang dinamis, namun pola-pola pergerakan dan mobilitasnya tetap dibatasi oleh alam. Manusia sebagai pendukung kebudayaan berkecenderungan membentuk unsur-unsurnya sebagai respon dari apa yang telah diberikan oleh alam lingkungannya.
Alam dalam mempengaruhi manusia dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
v  Secara positif
Contoh dari pengaruh alam secara positif antara lain adalah manusia yang hidup di daerah yang dingin secara otomatis menggunakan pakaian yang tebal dan hangat agar bisa bertahan hidup. sebaliknya dengan yang hidup di daerah panas akan memakai baju yang berbahan tipis atau dengan bahan yang dapat menyerap keringat.

v  Secara negatif
Contoh dari pengaruh alam secara negatif adalah terjadinya bencana alam yang dapat menelan korban, seperti contoh gempa bumi, gunung meletus, tsunami dan lainnya. Bencana alam seperti itu merupakan hal yang tidak bisa kita duga. Akibat dari bencana alam ini dapat menyebabkan kerugian bagi manusia, bahkan dapat menimbulkan korban jiwa.
2. Fisis Posibilisme
Faham ini mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang berakal. Dengan kemampuan akalnya itu manusia mampu merespon apa yang diberikan oleh alam. Pada faham ini juga disebutkan bahwa alam tidak selamanya mampu mendikte setiap kehidupan dan aktivitas manusia, namun alam memberikan berbagai alternatif (pilihan) dan manusia menanggapi setiap pilihan yang diberikan oleh alam tersebut. Beberapa pengikut faham ini adalah :
a.       EC Sample
EC Sample awalnya merupakan pengikut dan pendukung faham fisis determinisme. Dia merupakan anak buah dan muridnya dari Ratzel. Menurut pandangannya, alam bukan merupakan faktor penentu, namun hanyalah sebagai faktor pengontriol bagi aktivitas manusia. Alam memberikan banyak peluang dan kemungkinan-kemungkinan yang direspon manusia untuk menentukan unsur-unsur kebudayannya. Para ahli geografi terkadang menyebut faham ini dengan istilah lain yaitu faham fisis probabilisme.
b.      Paul Vidal de la Blache (1845 – 1919)
Paul Vidal de la Blache merupakan geograf dari Perancis. Menurutnya alam tidak lagi menentukan, melainkan proses produksi (genre de vie) yang dipilih manusia sebagai pilihan dari alternatif-alternatif yang diberikan oleh alam berupa tanah, iklim, dan ruang di suatu wilayah. Sebagai contoh bahwa aktivitas manusia di sekitar lingkungan pantai, menurut faham determinisme, dipastikan sebagai nelayan. Namun bagi faham posibilisme disebutkan bahwa bentukan pantai dapat berupa bentukan pantai yang landai, agak curam, dan sangat curam (cliff), berawa, dan yang memiliki continental shelf yang panjang. Respon mata pencaharian manusia terhadap bentukan lingkungan pantai akan beragam, misalnya menjadi nelayan, petambak udang atau garam, petambak rumput laut, bahkan bersawah pada wilayah pesisir atau muara sungai.
Kemampuan manusia dalam menanggapi alam tidak terlepas dari pengunaan teknologi yang digunakannya. Dengan kemampuan penciptaan teknologi oleh manusia, menjadikan hidup manusia semakin mudah dan ringan. Keberhasilan manusia dalam menerapan teknologi, menjadikan bahwa teknologi menjadi tumpuan bahkan keyakinan sebagai tumpuan untuk pememnuhan kebutuhan hidup.
      Contoh manusia mempengaruhi alam dari sisi positifnya adalah manusia membuat sengkedan di daerah pegunungan agar tidak terjadi longsor. manusia melakukan reboisasi atau penghijauan kembali di jalan - jalan untuk menggantikan pohon - phon yang telah di tebang. Sedangkan pengaruh manusia kepada alam  dari sisi negatifnya dapat dilihat dari kebiasaan sehari - hari yang dilakukan manusia seperti manusia dapat melakukan penebangan hutan yang dapat menyebabkan kebanjiran, kebiasaan manusia menghisap asap rokok serta asap dari kendaraan yang berpengaruh kepada lingkungan sekitar. contoh lain adalah kebiasaan manusia membuang sampah plastik di sembarang tempat, hal itu dapat menyebabkan kebanjiran dan menyebabkan polusi terhadap tanah.